Jumat, 23 Desember 2011

QADHA SHOLAT WANITA HAID DAN NIFAS

Jika seorang wanita yang mengalami haid atau nifas telah suci sebelum matahari tenggelam maka wajib baginya untuk shalat zuhur dan asar pada hari tersebut. Dan barangsiapa yang suci dari keduanya sebelum terbitnya fajar maka wajib baginya untuk shalat magrib dan isya pada malam tersebut. Karena waktu sholat yang kedua adalah waktu sholat yang pertama ketika ada uzur.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di dalam al Fatawa (22/234), jumhur ulama – seperti Imam Syafi’I dan Imam Ahmad- mereka berpendapat bahwa jika telah suci wanita haid di akhir siang maka dia mengerjakan sholat zuhur dan asar semuanya. Jika dia suci di akhir malam maka dia mengerjakan sholat magrib dan isya semuanya. Hak ini sebagaimana dinukil dari Abdurrahman bin Auf Abu Hurairah dan Ibnu Abbas karena di saat uzur, satu waktu mencakup dua sholat. Jika telah suci di akhir siang maka waktu zuhur tetap ada, sehingga dia sholat zuhur sebelum sholat asar. Jika telah suci di akhir malam maka waktu magrib tetap ada dalam keadaan uzur, sehingga dia sholat magrib sebelum sholat isya.
Adapun jika seorang wanita sudah menjumpai waktu sholat kemudian dia haid atau nifas sebelum dia sholat maka pendapat yang rajah bahwasanya tidak wajib bagi dia untuk mengqadha’ sholat tersebut yang dia dapatkan di awal waktu kemudian haid atau nifas sebelum mengerjakan sholat.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di dalam Kitab Majmu’ Fatawa (23/335)tentang permasalahan ini. Yang lebih Nampak dari dalil adalah pendapatnya Abu Hanifah dan Malik bahwasanya wanita tersebut tidak wajib apa-apa. Karena qadha’ itu diwajibkan dengan sebuah perintah baru, dan di sini tidak ada perintah yang mengharuskan qadha’. Juga karena wanita itu melakukan pengakhiran yang memang dibolehkan sehingga ia bukan sedang meremehkan. Adapun orang yang tidur atau lupa meskipun juga bukan sedang meremehkan- maka sholat yang dikerjakan itu bukan qadha/ namun itu adalah waktu sholat pada haknya, (yaitu) ketika dia bangun atau ingat.
Naafiah, A. 2011. Panduan Amal untuk Wanita Haid, Nifas, Istihadhah, dan Menopause. Jakarta: Mutiara Media




CARA MENGQADHA SHALAT BAGI WANITA YANG HAID DAN NIFAS

1. Perempuan yang haid, nifas atau gila di dalam waktu sholat, sedangkan dia belum mengerjakan sholat waktu itu, maka dia harus mengingat-ingatnya sholat yangditinggalkannya itu. Kemudian setelah darah haidnya berhenti ia wajib mengqadha sholat yang ditinggalkannya itu. Contohnya: wanita yang haid pada waktu isya, subuh atau asar, maka dia wajib mengqadha sholat waktu itu.
Penjelassan di atas ini adalah sholat-sholat yang tidak dapat dijama’ dengan sholat sesudahnya. Menurut sebagian ulama berpendapat: “Apabila sholat yang ditinggalkannya itu merupakan sholat yang dapat dijama’ dengan sholat yang sesudahnya, maka dia wajib mengqadha sholat yang ditinggalkan itu dan sholat sesudahnya yang dapat dijama’.” Contohnya: seorang wanita kedatangan haid waktu zuhur atau magrib, maka dia wajib mengqadha sholat zuhur dengan asar atau magrib dengan isya.
Rinciannya sebagai berikut:
Haid datang waktu zuhur  Qadha zuhur dan asar
Haid datang waktu asar  Qadha asar
Haid datang waktu magrib  Qadha magrib dan isya
Haid datang waktu isya  Qadha isya
Haid datang waktu subuh  Qadha subuh
2. Perempuan yangtelah berhenti haid atau nifas pada waktu sholat subuh, zuhur atau magrib, maka ia harus melaksanakan sholat waktu itu (ada).
3. Perempuan yangtelah berhenti haid atau nifas pada waktu sholat asar atau isya, maka ia harus melakukan sholat waktu itu, meskipun waktu itu tinggal bacaan takbiratul ihram saja dan harus mengqadha sholat sebelumnya (zuhur/magrib).
Rinciannya sebagai berikut:
Haid berhenti zuhur  sholat zuhur
Haid berhenti asar  qadha zuhur dan laksanakan sholat asar
Haid berhenti magrib  sholat magrib
Haid berhenti isya  qadha sholat magrib dan laksanakan sholat isya
Haid berhenti subuh  sholat subuh
4. Apabila berhentinya haid atau nifas itu masih berada pada waktu sholat tetapi tidak cukup untuk bersuci dan takbiratul ihram maka harus mengqadha sholat tersebut.
Rinciannya sebagai berikut:
Haid berhenti zuhur  qadha sholat zuhur
Haid berhenti asar  qadha zuhur dan asar
Haid berhenti magrib  qadha sholat magrib
Haid berhenti isya  qadha sholat magrib dan isya
Haid berhenti subuh  qadha sholat subuh


Sunarto, A. 1987. Haid dan Masalahnya. Surabaya: Mutiara Ilmu